|
Magiciannya kayak serem padahal kocak |
|
When the world gets dark, the beauty starts (arturo illusion) |
Mengawali hari kedua, kita malah nemu
trouble. Jadi saya dan suami sudah sewa mobil untuk berangkat ke beberapa
tempat dari mulai pukul 08.00 (memperkirakan jarak tempat wisata jauh) dari
hotel, ternyata eh ternyata, pak sopir yang mau jemput kita malah nyasar ke
daerah Legian bukan ke hotel kita. Yaah, penonton kecewa, kita pun sama.
Alhasil, karena kesal sudah nunggu dari jam 08.00 sampai jam 10.30, suami saya
langsung nge-cancel sewa mobil itu. Kita mikir ulang, kira-kira perjalanan kita
mau diterusin kemana, apa harus sewa mobil lagi.
Sempet bingung juga sih, jalan tanpa
tujuan gitu keliling kota. Tapi saya pikir malah akan membuang-buang waktu kami
yang singkat di Bali. So, kita minta bantuan sama resepsionis hotel buat sewa
mobil lagi, dan berhasil! Jam 11.00 kitalangsung berangkat menuju tempat
pembuatan batik dan tenun Bali. Setelah tanya-tanya sama pengrajinnya, kok saya
jadi salut gitu ya. Satu kain batik itu pengerjaannya bisa sampai 3-5 hari, dan
itu melalui sekitar 7 proses. Dari mulai pola gambar sederhana, dilapisi lilin,
dan seterusnya (saya lupa lagi). Oh iya, tenun khas Bali juga nggak kalah
memukau. Tapi proses pengerjaannya memang masih sangat sederhana.
|
Pengrajin Batik |
|
Alat-alat untuk membatik |
|
Tenun Bali |
Tidak lama mengunjungi galeri batik,
kita langsung berangkat ke Ubud. Banyak Bule yang norak deh, masa sampai turun
ke sawah demi berfoto. Padahal sawahnya lagi kering, pokoknya nggak ada
indah-indahnya. Padahal kalo sawah yang lebih indah sih banyak di kampung saya,
hehe (promosi). Di Ubud kita sempet mampir ke galeri lukisan. Banyak lukisan
yang bikin serem deh, jadi, mengeksplorasi tubuh kaum hawa gitu. Saya nutupin
mata suami dia ngintip mulu, astagfirullah (becanda). Kita nggak niat beli sih,
saya pribadi kurang interest sama lukisan, sukanya sama fotografi. Pas
tanya-tanya sama penjualnya, harga paling mahal dari lukisan yang ada di sana
dibandrol seharga 36 juta. Mantap kan. Tapi paling murah, ada juga yang cuma
100 ribuan. Di Bali memang gerbongnya para seniman. Seni pahat, seni tari, seni
lukis, komplit pokoknya.
Well, jalan semakin ke atas dan mulai
menanjak. Ternyata kita memang akan naik gunung untuk mengunjungi Kintamani!
Iiih suka deh sama tempat wisata satu ini. Berasa damai gitu, udaranya yang
dingin, pemandangan yang amazing, gunung dan danaunya perfect pokoknya.
Subhanallah ya, saya tak henti mentafakuri keindahan alam ini. Oh iya, untuk ke
Kintamani, kita perlu bayar tiket masuk seharga 15.000 rupiah/org (untuk turis
domestik).
Sebenarnya saat itu kita nggak
ngerasa begitu lapar, tapi akhirnya makan juga di resto yang deket tebing.
Makanannya? Karena nggak tercantum lebel halal, kita jadi pilih makan sayuran
aja. Tapi untungnya dessert nya aduhai, enak alhamdulillah. Tapi memang karena
kita sampai udah agak sore, alhasil restomau tutup dan kita adalah tamu
terakhir! Tapi dari sana kita bisa memandangi keindahan gunung dan danau
Kintamani. Waiters nya juga ramah, kita malah ditawari untuk foto berdua sama
dia. So sweet ya.
|
Kintamani |
|
Disangka orang Malaysia karena papa pake baju Langkawi, hihi |
Satu lagi tempat wisata yang kita
kunjungi sebelum magrib. Yakni tampak siring! Uniknya di sebelah atas tempat
peribadatan ini terdapat villa yang dulunya dipakai Presiden pertama RI, yup
Pak Soekarno. Villa nya masih oke punya, dan katanya kadang suka open house
juga buat umum. Sayang pas kita kesana gerbangnya masih digembok.
|
Istana presiden |
Well, ada kejadian yang aneh sewaktu
kami mengunjungi tempat ini. Dalam papan pengumuman, peraturannya tidak boleh
masuk bagi wanita yang sedang haid. Kebetulan saat itu saya sedang datang
bulan, tapi suami maksa saya buat masuk. Alhasil? Tiba-tiba saya mual, pusing
bukan main dan hampir pingsan. Lalu suami panik dan langsung membawa saya
keluar tempat peribadatan. Anehnya, saya langsung sembuh dan baik-baik aja.
Nggak tahu sih ya gimana caranya bisa kayak gitu, hanya Allah yang tahu. Tapi
satu yang pasti, saat kita masuk kedalam satu tempat, minimal hormati peraturan
atau hukum yang ada. Inilah hikmah yang saya ambil dari kejadian itu.
|
berasa prewed ckck |
|
The rules are... |
Ada satu tempat khusus di tampak
siring yang biasa dipakai orang untuk mandi secara bersamaan (tapi pake baju
kok). Cuma memang peraturannya kalau masuk harus memakai sarung gitu. Katanya,
air di sana dipercaya orang sekitar merupakan air suci yang multimanfaat.
Selain itu, ada juga tempat untuk bertapa bagi umat hindu untuk beribadah.
Terus yang unik dan khas banget yaitu banyaknya sesajen yang diletakan
disamping kolam pemandian, dan siapa saja boleh menyimpan uang berapapun nilainya,
semacam sedekah gitu. Terus saya gimana? Lah saya kan muslim, jadi maaf nggak
bisa ikut yang begituan. Saya cukup tahu saja. Senang rasanya bisa mengenal
lebih dekat budaya dan tradisi orang yang berbeda dengan kita.
|
Pemandian tirta empul |
|
Father and Son |
|
Sesajen hindu (Yadna) |
Berakhirlah hari kedua di Bali. Back
to hotel, mandi, selonjoran berdua sambil nonton TV terus ketiduran. Capek tapi
seneng ya.
Hari ketiga!
Masih seperti hari kedua, yang kita
kunjungi di hari ketiga adalah tempat peribadatan (pura) dan pemandangan alam.
Pilihan pertama adalah Taman Ayun Mengwi. Guess what? masyaAllah, tempatnya
super rapi, bersih dan nyaman. Ada danau, padang rumput, dan pura yang mirip
pagoda. Terpukau sekali saya di sini. Terutama bentuk pura nya yang mirip
pagoda nya orang cina.
|
Pura Taman Ayun Mengwi |
|
Behind pura |
Cukup lama di pura Taman Ayun Mengwi, sampai ada orang jerman
yang minat motoin kita berdua, kita pindah tempat ke suasana alam yang lebih
dingin. Yaitu Danu Beratan Bedugul. Ini terkenal sekali. Karena uniknya,
puranya berada di atas danau. Tiket masuknya jangan lupa, 20.000,- aja.
|
Pura Danu Beratan Bedugul |
Berangkat dari bedugul, kita mampir ke tempat yang masih
belum jauh dari situ, yakni Eka Karya Botanical Garden. Mungkin kalau di Bogor
semacam Kebun Raya atau Cibodas. Sama-sama indah dan menenangkan. Cocok deh
buat piknik. Tiketnya Cuma 10.000,- aja kok. Jalan-jalannya jangan pake kaki,
tapi pake mobil ya, karena lokasinya super luas, pasti capek kalau jalan kaki.
Di sini kita
maen ke koleksi kaktus, anggrek dan guling-guling di padang rumput samping
danau (hehe nggak deh). Sempet bikin kompetisi sama papa, siapa yang angel
fotonya paling keren, tapi kayaknya saya yang menang deh, hehe.
|
Eka Karya Botanical Garden |
|
Cactus Collection |
|
Koleksi Anggrek |
Aha, hari ketiga usai, besoknya
adalah hari terakhir kami di Bali. Tapi tidak banyak yang kami lakukan di hari
terakhir, karena jam 12 kita harus sudah check out. Well, kita Cuma mau perpisahan
sama pantai Kuta. Jadi ya menikmati pantai saja sebelum pulang. Papa sempet
kegoda buat berenang sih, tapi mikir dua kali karena takut nggak keburu.
|
See You Kutaaa |
Alhamdulillah, serunya liburan di
tempat super mengesankan ini. Indonesia mantep deh punya destinasi wisata yang
super komplit kayak Bali. Kalian yang belum pernah kesana, dicoba ya, dijamin
ngangenin!
Warm Regards!
0 comments:
Posting Komentar