SAATNYA MELANGKAH!


             Pepatah mengatakan, satu langkah menghasilkan seribu perubahan. Percaya atau tidak, tapi itu memang benar adanya. Kini kita telah sampai dipenghujung tahun untuk kemudian melangkah pada tahun selanjutnya. Namun yang perlu kita ingat, setelah melangkah sekian banyaknya, jalan seperti apakah yang telah kita injak? Apakah berduri, becek, berbatu dan berliku, ataukah mulus dan lurus? Semoga saja langkah kita kali ini menginjak jalan yang lurus dan mulus layaknya jalan tol. Itu baru jalan, lalu bagaimana dengan jejak langkah kita?
Melangkah Bersama Waktu
            Sudah wajar adanya bila kehilangan sesuatu tentu kita merasa sedih dan kehilangan. Apalagi uang, benda yang sangat berharga, jangankan satu juta, seribu saja akan sangat berharga jika ternyata hilang begitu saja. Itu baru uang, belum baju, motor, mobil atau anak muda sekarang, HP dan laptop. Tentu akan sangat menyedihkan bila barang-barang itu lenyap begitu saja. Tapi kenyataanya semua itu bisa dicari lagi, bisa kita ganti dengan yang baru. Tapi usia, waktu, nafas yang kita hembuskan setiap detiknya, semua itu tidak akan pernah terulang lagi.
            Pepatah arab mengatakan ‘lan tarji’al ayyaama allati madhat’ ‘tidak akan kembali hari yang telah lalu’. Hal ini memang benar. Jangan kira dengan bertambahnya hitungan tahun, dari 2011 menjadi 2012, atau umur dari 18 menjadi 19 kemudian berarti bertambah pula usia. Itu kurang tepat, karna pada intinya justru berkuranglah usia kita. Semakin dekat kita kepada kematian, dan tahun-tahun yang telah berlalu tidak akan pernah kembali untuk sekedar memperbaiki kesalahan. Maka dalam surat Al-‘Asr Allah SWT berfirman “Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian”. Dengan masa yang di dalamnya penuh dengan kekuasaan Allah, pergantian siang dan malam yang merupakan tanda kekuasaan-Nya, menjadi saksi betapa meruginya manusia-manusia yang menghabiskan waktunya dengan tidak melakukan amalan-amalan baik.
            Tanpa kita sadari, selama ini kita terus berjalan beriringan dengan waktu yang tidak akan kembali dan terulang. Malaikat Atid telah mencatat jejak langkah apa yang kita tinggalkan melewati hari demi hari yang begitu saja berlalu. Entah jejak putih, ataukah malah jejak hitam.

Melangkah Menuju Jalan yang Lebih Baik
 
             Rasanya baru kemarin Januari, dan sekarang kita sudah sampai pada Desember lagi. Sebagai pemuda yang selalu ingin berpikir dan bertindak dinamis, tentu kita akan selalu melakukan pergerakan. Yang selalu berulang dari perpindahan tahun, bahwa tahun baru selalu identik dengan kembang api, petasan, terompet, dan pawai! Lengkap sudah. Hal ini memang lumrah dikalangan anak muda. Menunggu pergantian tahun dengan beramai-ramai menghitung detik jarum jam menuju angka 12, lalu meniup terompet dan menyanyikan lagu tahun baru sambil menyalakan kembang api.
            Tidak dapat dipungkiri, prilaku-prilaku negatif seringkali tertoreh di sana. Kaum muda yang hedonis, yang masih labil, yang urakan, yang anarkis, seakan ikut mewarnai malam pergantian tahun. Sampai kapan semua ini berlangsung? Adakah yang sempat berpikir sejenak, bahwa apa yang terjadi pada malam itu adalah sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah. Siang yang berganti malam seiring terbenam matahari, malam yang Allah taburkan bintang gemintang untuk mewarnai hitam, dan waktu yang masih berjalan seizing kuasa Allah. Jika mengingat itu, sungguh malu mengingat apa yang seringkali dilakukan para pemuda kita. Coba hitung berapa orang yang melafadzkan tasbih atau tahmid menjelang pergantian tahun ini.
            Setelah melangkah ribuan kilometer dari awal tahun kemarin, dengan ribuan pula jejak yang kita tinggalkan, dan kini kita sampai di penghujung tahun, jejak apakah yang kemudian akan kita tinggalkan kali ini? Ingat, kemarin adalah kenangan, hari ini adalah goresan, dan esok adalah harapan. Yang lalu adalah kenangan yang akan menjadi refleksi amalan kita hari ini, dan esok, adalah langkah dari jejak kita hari ini. Perbuatlah sesuatu yang lebih baik dari yang sudah-sudah, karena Nabi Muhammad SAW bersabda:
            “ Barangsiapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka Ia beruntung. Barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin, maka Ia merugi. Dan barang siapa yang hari ini lebih jelek dari hari kemarin, maka Ia dilaknat ”
            Jangan mau menjadi generasi muda bermental gerobak. Hidupnya hanya ditarik dan didorong. Tidak mau melakukan hal yang bermanfaat jika tidak ada yang menggebrak. Tapi bermentalah seperti kelapa yang memiliki sari pati yang kaya akan manfaat meski harus ditempa berbagai kepedihan untuk mendapatkan sari pati tersebut.
Yuk Melangkah dengan Hal Positif
            Kalau kebanyakan masyarakat muda kota lebih memilih menghabiskan malam pergantian tahun dengan turun di jalanan sambil berpesta pora dan bereuforia, cobalah sekali melakukan tindakan yang out of the box. Iya, malam tahun baru menjadi sangat spesial dengan keramaian yang mereka ciptakan dengan cara begitu. Tapi coba tuturkan esensinya, apa ada manfaat dari tindakan tersebut? Jangan disangka, yang selalu diberitakan beberapa media, justru malam tahun baru malah menimbulkan banyak madarat. Tidak sedikit yang tewas lantaran terlalu larut dalam keramaian. Tindak kriminal semakin meningkat lantaran banyaknya yang mabuk-mabukan. Atau siangnya tukang sapu menjadi sangat kelelahan karena sampah yang luar biasa berserakan. Kalau sudah begini, masih berani bilang kalau euforia malam tahun baru berdampak positif?
            Oleh karena itu, sebagai kaum muda yang memiliki jiwa yang segar dan berapi-api. Alangkah baiknya jika kita mencoba think different dengan melakukan hal yang positif dan memiliki nilai manfaat yang banyak. Beberapa contoh di antaranya;
Pertama, kita bisa menyelenggarakan even yang lebih membangkitkan jiwa rohaniyah bersama teman-teman. Tablig Akbar salah satunya. Disamping itu, adakan bazar dan galang dana untuk membantu kaum dhuafa, dan jangan lupa, undang juga tim-tim nasyid untuk meramaikan acara tersebut.
Kedua, bisa juga dengan pawai obor dengan menggemakan lafadz takbir disepanjang jalan, agar masyarakat sekitarpun ikut larut dalam suasana yang kita ciptakan. Jangan lupa buat spanduk-spanduk yang berisi motivasi ya.
Ketiga, bisa juga dengan menggelar perlombaan-perlombaan yang juga mampu membangkitkan semangat umat muslim.  Contohnya, seperti lomba nasyid, lomba pidato, lomba kaligrafi, dan masih banyak lagi.
            Nah, sekarang kita bandingkan, mana tindakan yang memiliki nilai lahiriyah dan batiniyah yang lebih kental memaknai tahun baru? Beberapa kegiatan di atas adalah bukti nyata yang mampu merealisasikan semangat kaum muda yang harus berpikir dan bertindak positif. Toh dengan kegiatan-kegiatan itu, kita tidak kehilangan kespesialan tahun baru, tidak juga kehilangan ramainya tahun baru, apalagi esensi dari tahun baru itu sendiri yang merupakan langkah bagi kita untuk kembali membuat jejak yang lebih baik. Maka, sudah saatnya kita melangkah dengan alas yang tebal, bersih dan indah, untuk  kemudian memilih jalan yang lurus dan mulus sehingga menghasilkan jejak langkah yang juga halus.

Tulisan serupa juga bisa anda baca
di Majalah "QALAM" MUI Tasikmalaya edisi V

Warm Regards
Lena Sa'yati with Cepot ^_^

Ulang Tahun


TUHAN, BERAPA LAGI JATAH USIAKU?
 
Hari ini tanggal 29! ^_^
Rasa syukur kupanjatkan pada-Mu Maha pengasih dan Maha penyayang. Sampai detik ini aku masih diberi kesempatan untuk menghirup nafas baru dalam alur kehidupanku. Hari ini aku 20 tahun! Bukan waktu yang sebentar untuk bisa mencapai angka itu. Terlebih karena selama ini aku merasa belum begitu maksimal dalam mempergunakan waktu. Dan hari ini aku kembali berulang tahun. Itu artinya, semakin mengikislah sisa umurku.T.T
Dua puluh tahun!
Hari ini aku merasa semakin tua saja. Rasanya baru beberapa tahun yang lalu aku dilahirkan, merangkak, belajar berjalan, belajar mengeja, menjadi anak kecil yang lincah dengan masa bahagia dan tak begitu pusing dengan masalah yang ada, lalu tumbuh menjadi anak remaja yang labil, dan kembali berkembang menjadi sosok wanita dewasa. Benarkah aku telah beranjak dewasa? Astagfirullah..singkat sekali ternyata hidup ini. Berkaca dari laron-laron yang hidupnya hanya semalam, tapi mereka gunakan untuk berburu cahaya, setelah itu, sayapnya patah, mereka jatuh, dan mati. Subhanallah sekali hewan satu ini! Sisa umurnya untuk berburu cahaya!
 20 tahun yang lalu itu tidak seperti uang 20juta atau 20miliar sekalipun yang masih bisa dicari, bisa didapat dengan bermacam jalan. 20 tahun itu tidak akan pernah kembali terulang dalam masa hidupku selanjutnya, bagaimanapun caranya. Lorong waktu, atau kotak JUMANJI sekalipun. Hembusan nafas, usia balita, remaja, masa SMA, tidak akan pernah lagi kutemukan semua itu.
Umurku semakin berkurang!
Banyak hal yang sudah aku targetkan agar bisa mewujudkannya dalam batas usia yang aku inginkan. Tapi aku tak pernah tahu bagaimana Allah menghendaki. Kini, sisa umurku semakin berkurang. Ibaratnya aku dijatah mama dengan Rp 63.000,- perbulan. Dan bulan ini, aku telah menghabiskan Rp 20.000,- uangku untuk belanja segala macam keperluan. Berarti, sisa uangku tinggal Rp 43.000,- lagi. Bagaimana tidak risau hatiku. Sedangkan, keperluan yang harus kubeli masih banyak! Begitulah usiaku, semakin berkurang, padahal masih banyak targetan yang belum tercapai. Semakin ingin keras menjerit, Ya Allah, sebenarnya berapa lagi jatah usiaku?...
 Ya Allah…
Tidak ada pilihan lain selain berbisnis dengan Allah. Agar uangku bertambah, maka aku harus bersedekah. Tidak ada pilihan lain pula agar umurku semakin barokah, maka aku harus senantiasa beribadah. Tidak ada pilihan lain karena masa laluku tak akan pernah kembali, maka aku harus melanjutkan hidup dengan melakukan sesuatu yang berarti!
You are, what You Dream!
Semakin sempit batas waktu untuk bisa mencapai semua mimpi-mimpiku. Entahlah, tapi yang pasti aku senang sekali bermimpi. Bukan karena tak mau bergaul dengan kehidupan nyata. Bukan pula karena malas bekerja. Tapi karena bermimpi itu gratis! Dan aku yakin, kita di masa depan adalah apa yang kita impikan hari ini. Maka, sama sekali aku tidak takut untuk bermimpi sepuasnya, karena dengan mimpi itu aku bisa menatap hidup ini dengan penuh gairah. Seakan bersemangat berjuang agar bisa cepat-cepat meraih imipian itu.
Sudah belasan tahun yang lalu aku bermimpi, dan satu demi satu mimpi itu berubah menjadi nyata. Kini diusiaku yang ke-20, aku semakin tak sabar untuk terus berusaha agar mimpi-mimpiku yang lain bisa berubah menjadi kenyataan yang mengharukan. Meski aku tak tahu berapa lagi batas usiaku, aku yakin Allah Maha mendengar, Dia tak pernah bosan untuk memberi jalan terbaik bagi hamba-Nya. Maka apapun jadinya mimpi-mimpiku nanti, itulah yang terbaik untukku. Aku yakin itu. Dan ingat, Allah Maha bijaksana, lihat saja apa yang Dia berikan pada hambanya yang berani bermimpi disertai usaha dan tawakkal pada-Nya. Semua pasti akan indah pada waktunya. Sungguh indah, kawan. Indah sekali. Maka, tunggu apa lagi? mulailah bermimpi dari sekarang!
Oh iya!....
Sekarang saatnya aku untuk mengucapkan terimakasih atas semua ucapan terbaik yang menghiasi timeline dan inbox FB-ku. Allah yarhamukum, kawan. Terlebih untuk Mamaku yang super baik dan super solehah, hari ini aku menangis haru dibuatnya, I love you Mama…
Bisa dibilang tahun ini merupakan ulang tahun yang paling kuresahkan sepanjang hidup. Betapa tidak, aku telah menginjak kepala dua, dan telah beranjak menjadi perempuan dewasa. Hmm, semoga prilaku dan sikapku ikut dewasa seiring tersandangnya gelar “dewasa” di bahuku. Amin. Sekali lagi saya ucapkan terimakasih telah bersedia mendo’akan, semoga do’a kawan semuanya mustajab yah, begitupun do’a saya untuk teman-teman semua.
Semangat yang ingin saya tularkan bagi anda-anda ini yang juga usianya semakin mengikis,
-          pergunakan sisa waktumu dengan sesuatu yang benar-benar berguna. Wah, sayang sekali kalau hanya untuk bercanda ria. Masalahnya waktu yang kita punya tak banyak, sedangkan setelahnya kita akan dihadapkan pada dunia kedua yang sama sekali berbeda dengan dunia kita saat ini. Maka, perbanyaklah berlaku baik, terus berlaku baik.
-          Dan satu lagi, mulailah bermimpi dari sekarang! Ingat, bermimpi itu gratis, dan yang paling penting, You are, What you Dream! Ingat kasus saya yang yang satu demi satu mimpinya menjadi kenyataan? begitu juga dengan kamu! Kalau saya saja sudah membuktikannya, so, what about you?... 


warm regards

Lena Sa'yati





















TERAPI MEMBASMI PENYAKIT HATI ‘TIKUS BERDASI’

Oleh: Lena Sa’yati

Pengantar
            Pahit untuk ditelan menghadapi kenyataan bahwa kini Indonesia menjadi salah satu Negara terkorup di dunia. Rasa malu semakin bercokol dalam hati tatkala melihat tak henti-hentinya media meluncurkan berita yang sama dari waktu ke waktu namun dengan aktor yang berbeda-beda. Mereka ini adalah orang-orang terdidik, dengan gelar yang sedemikian berderet di ujung namanya, dan awalnya dikenal begitu alim santun dan terpercaya. Namun yang kemudian menjadi ironis, ketika kita dihadapkan pada kenyataan bahwa departemen agama menjadi salah satu lembaga paling terkorup di negeri ini. Atau ketika seorang Kyai yang aktif dalam pemerintahan digiring polisi menuju jeruji besi lantaran kasus memalukan yang dilakoninya yakni korupsi. Ini baru yang terekam kamera, lain lagi dengan gerombolan tikus yang semakin merajalela di saban daerah di Indoenesia.
            Korupsi menjadi situasi paling fenomenal yang amat transparan di negeri ini. Tidak lagi kalangan elit pemerintahan atas yang menjadi aktor para pelaku korupsi, tapi kini korupsi bahkan telah menyentuh hamper seluruh lapisan masyarakat bawah. Setiap hari kolom berita dihiasi berbagai modus korupsi dan suap-menyuap yang melibatkan para pengambil kebijakan publik-politik baik di pusat maupun di daerah. Korupsi dan suap-menyuap mengalami proses banalitas, menjadi kebiasaan yang dimaklumi (permisif) dan seakan-akan tidak dianggap salah dan dosa besar. Padahal Allah SWT berfirman:
وَلاَتَأْكُلُوْا اَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالبَاطِلِ وَتُدْلُوْا بِهَا اِلَى الحُكَّامِ لِتَأْكُلُوْا فَرِيْقًا مِنْ اَمْوَالِ النَّاسِ بِالإِثْمِ وَاَنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ
“Dan janganlah kamu makan harta di antara kamu dengan jalan yang batil, dan (janganlah) kamu menyuap dengan harta itu kepada para hakim, dengan maksud agar kamu dapat memakan sebagian harta orang lain itu dengan jalan dosa, padahal kamu mengetahui”( Al-Baqarah:188)
            Jelas sekali dalam ayat tersebut bahwa Allah menegaskan kepada kita agar tidak melakukan tindakan korupsi. Dan ayat ini patutlah bagi kita sebagai umat islam untuk menjadikannya sebagai landasan membasmi para tikus berdasi. Semua umat Islam tahu akan hal ini. Namun kendati demikian, akan berbeda bila halnya seseorang tengah dihadapkan pada kelonggaran sehingga memancing hawa nafsu untuk berindak sesuatu yang dilarang agama. Maka, disinilah letak penting agama untuk membentengi akidah kita. 
Korupsi Menyebabkan Frustasi
            Seperti halnya tikus, sulit menangkapnya dan selalu membuat kita berang apalagi untuk para petani yang berhektar-hektar sawahnya digerogoti segerombolan hewan tak tahu diri ini. Namun lain tikus, lain Gayus. Manusia dikaruniai akal dan hati. Sedangkan tikus tidak. Tikus hanya mengambil makanan, manusia lebih serakah lagi. Ya makan, ya uang. Benar-benar membuat frustasi bangsa Indonesia para tikus berakal dan berhati ini. Dengan beragam modus seperti suap menyuap (ar-risywah), pungutan liar (al-ghasbu), mark up (al-ghurur) dan pembobolan bank dan penggelapan uang Negara (al-ghulul), para pelaku korupsi ini tanpa disadari begitu banyak merugikan segala aspek kehidupan bangsa Indonesia.
            Seringkali bangsa ini mengaduh, terhambatnya berbagai pembangunan, sarana dan prasarana yang merupakan fasilitas rakyat yang penting tidak dapat dinikmati bahkan belum dapat diwujudkan dengan baik, kesejahteraan yang seharusnya menjadi hak rakyat belum dapat diwujudkan dengan baik, begitu juga dengan pendidikan yang belum bisa dinikmati secara merata oleh anak Indonesia, dan akses kesehatan murah berkualitas belum dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Semua ini akibat dari terlalu mengguritanya aksi korupsi disetiap lapisan pemerintahan.
Korupsi benar-benar melumpuhkan sendi-sendi kehidupan masyarakat Indonesia. The cost of corruption is poverty, human suffering and under development (dampak korupsi adalah kemiskinan, penderitaan, dan terhambatnya pembanguan. Semua pihak harus membayarnya) (Agnes Aristiarini, 2011:25). Maka, tindak korupsi ini harus dibabat habis sampai ke akar-akarnya. Semua elemen bekerja pada tugasnya masing-masing (kullun ya’mal ‘ala syakilatihi) untuk bersama-sama memberantas korupsi. Hal ini memang akan sangat sulit, namun bukan berarti tidak mungkin.

Data dan Fakta Angkat Bicara
            Sudah banyak lembaga yang mengurusi pemberantasan korupsi di negeri ini. Sebut saja Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Indonesian Corruption Watch (ICW) yang kian eksis menyuarakan gagasan dan tindakan nyata terhadap misi tersebut. Namun banyaknya lembaga anti korupsi tetap saja tak sebanyak para pelaku korupsi itu sendiri. Berdasarkan hasil investigasi Indonesia Corruption Watch (ICW) tahun 2010 semester I ini, korupsi justru terus mengalami peningkatan. Selama periode 1 Januari - 30 Juni 2010 ditemukan 176 kasus korupsi yang terjadi di level pusat maupun daerah. Tingkat kerugian negaranya pun mencapai Rp2,102 triliun.
Untuk perbandingan, tahun 2009 semester I sebanyak 86 kasus dengan tingkat kerugian negara mencapai Rp1,7 triliun.
Jumlah pelaku korupsi yang telah ditetapkan sebagai tersangka di semester I tahun ini sebanyak 441 orang. Sedangkan tahun lalu sebanyak 217 orang sudah menyandang status tersangka. Pelaku korupsi yang menempati peringkat tertinggi diduduki oleh swasta dengan latar belakang komisaris maupun direktur perusahaan sebanyak 61 orang.
Empat pelaku tertinggi lainnya yakni, kepala bagian (56 orang), anggota DPRD (52 orang), karyawan atau staf di pemerintah kabupaten/kota (35 orang) dan kepala dinas sebanyak 33 orang. Jika dibanding tahun 2009 semester I, menunjukkan ada pergeseran pelaku korupsi dengan peringkat pertama anggota DPR/DPRD (63 orang).           
Melihat sejarah, pada saat mundurnya presiden Soeharto dari kursi kekuasaannya selama 32 tahun menjadi langkah awal dari reformasi disegala bidang baik itu ekonomi, politik, hukum, sosial dan budaya serta yang terpenting adalah pintu demokrasi harus dibuka lebar-lebar dengan harapan bangsa ini akan memiliki masa depan yang lebih baik. Namun sayang impian itu tidak sepenuhnya terpenuhi, lamban bahkan sebagian kebobrokan itu menjadi meningkat drastis secara kualitas maupun kuantitasnya. Dan kini, salahsatu bagian dari kebobrokan itu adalah praktek korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Dan sampai saat ini, dari data yang terekam di atas, menunjukan bahwa tindak korupsi belum menunjukan kemunduran yang signifikan, melainkan peningkatan yang kian tajam.
Terapi Membasmi Penyakit Hati Tikus Berdasi
             Beribu cara dan strategi disusun untuk mencapai tujuan yang sama; memberantas korupsi. Di lain sisi, berjuta strategi pula disusun para pelaku koruptor agar lulus dari jerat peradilan. Para pelaku korupsi seakan telah memanage semuanya dengan begitu rapi, terlebih karena mereka memliki supporting system yang sedemikian hebat. Bahkan hukumpun bisa diakali, dengan mengusung konsep solidaritas sesama tikus. Suap saja hakimnya. Begitu juga bagi pelaku yang telah tertangkap, suap saja polisinya, remisi akan lebih mudah didapatkan. Hal inilah mengapa korupsi bisa menjadi extra ordinary chrime di manapun. Hal ini pula yang kian menantang para aktivis pemberantasan korupsi agar mampu membasmi kasus ini dengan lebih canggih lagi. Pendidikan ‘anti’ korupsi, pembuktian five in one, peniadaan remisi bagi koruptor dan segala macamnya adalah segelintir cara untuk menguak tuntas kasus korupsi ini.
            Terlepas dari berbagai cara dan strategi yang jumlahnya sudah banyak ini, saya rasa akan lebih mantap lagi bila halnya pemerintahan kita melakukan langkah pencegahan (preventif) bukan melulu mengambil langkah represif (pemberantasan/pengobatan) dalam memberantas korupsi. Dengan mengacu pada surah Al-Baqarah ayat 188 pada awal tulisan, semestinya yang harus kita galakan adalah kembali pada pembentengan akidah. Para koruptor  adalah segolongan makhluk yang dikaruniai hati oleh Sang Pencipta. Dengan langkah preventif, diharapkan mampu melunakan hati-hati yang tengah mengeras itu. Karena kita tidak akan mau menjadi bagian dari makhluk yang kelak berjejalan di neraka jahannam. “dan sesungguhnya kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakan untuk memahami (ayat-ayat Allah)” (QS. Al-A’raf: 179)
            Praktek korupsi terjadi karena adanya motif pelaku. Beberapa motif di bawah ini biasanya mendasari para pelakunya, antara lain:
a.       Keinginan untuk menumpuk harta sebanyak-banyaknya (materialisme)
b.      Keinginan untuk memenuhi seluruh kebutuhannya (konsumerisme)
c.       Takut terhadap kemiskinan
d.      Ingin cepat kaya dalam waktu cepat.
Motif-motif itu timbul karena pelaku tidak bisa memanajemen gejolak jiwa yang ada padanya. Kondisi-kondisi jiwa di bawah ini ditengarai menjadi katalisator praktek korusi, antara lain:
a.       Mengikuti nafsu keserakahan (tamak) terhadap harta
b.      Mendewaan kehidupan dunia (hedonis)
c.       Panjang angan-angan
d.      Lalai dari pengawasan Sang Pencipta (ghaflah)
e.       Hilangnya sifat jujur dan malu pada pelakunya.
Beberapa motif yang mendasari para koruptor sebetulnya dapat “direm” apabila pelaku bisa memanajemen diri dan mempunyai terapi bagaimana mengendalikan jiwanya yang condong terhadap korupsi. Di dalam Islam kondisi jiwa yang condong kepada kemaksiatan (korupsi) disebut sebagai hati yang sakit.
Mari kita sadari, melihat institusi pemerintahan, selalu yang tampak adalah kesemerawutan, penuh dengan sengketa, panas, dan sebagainya. Yang diinginkan bangsa ini adalah keseriusan para wakil rakyat dalam membangun negeri dan bangsanya ke arah yang lebih baik. Bukan malah ribut dengan konflik intern-nya. Rindu rasanya melihat jiwa agamis yang ditampilakan pemerintah. Inginnya melihat para pejabat mengagendakan pengajian rutin untuk mengisi kekosongan hati, memberi kesejukan pada kering kerontangnya hati, berdzikir bersama, bermuhasabah bersama, berjama’ah, damai dalam kebersamaan. Sungguh indah. Dengan begitu kedua urusan, baik duniawi maupun ukhrawi menjadi seimbang.
Biarkan mereka para pelaku korupsi menyadari apa yang diperbuatnya akan memberikan feed back yang merugikan dirinya. Sabda Rasululah “setiap daging yang tumbuh dari mengkonsumsi yang haram (as-shut), maka neraka lebih baik baginya”. Sahabat bertanya, “Ya Rasulullah apa itu as-shut?” Rasululah menjawab, “suap menyuap di dalam hukum”.
Berikan pada mereka para pelaku korupsi terapi penyucian jiwa dari hal-hal berbau duniawi. Hal ini bisa bermula dari contoh hidup sederhana yang harus ditunjukan para wakil rakyat, bukan malah bermewah-mewah dengan fasilitas yang diamanahkan. Pemimpin yang tegas dalam keseriusan membentuk jiwa agamis. Dan dengan agenda pengajian rutin agar penyakit hati bisa terus terkontrol dan terkendali. Kemudian, terapkan terapi berikut dalam setiap pertemuan dan aplikasikan dalam keseharian. 
1.      Memulai kehidupan dengan niat ikhlas
2.      Menyikapi kehidupan dunia berdasarkan ajaran illahi
3.      Mengendalikan nafsu syahwat terhadap harta
4.      Menjaga pikiran yang terlintas dan langkah nyata untuk perbuatan
5.      Tawakkal
6.      Mensyukuri nikmat hara yang ada padanya
7.      Sabar menghadapi kemiskinan dan fitnah (ujian) harta
8.      Ridha terhadap qadha (ketentuan) Allah
9.      Menumbuhkan rasa takut (khauf) kepada Allah
10.  Membentuk sifat jujur dalam diri
11.  Membangun sifat malu untuk berbuat maksiat
12.  Muhasabah (introspeksi diri)
13.  Muraqabatullah
14.  Menumbuhkan kecintaan (mahabbah) kepada Allah
15.  Bertaubat untuk tidak melakukan praktik korupsi.
Begitu ampuh rasanya bila agama menjadi fondasi yang kuat untuk semakin menyempurnakan segala cara dan strategi pemberantasan korupsi. Bila Ary Ginanjar pun mampu membangun spiritualitas bangsa dengan konsep ESQ nya, maka bukan berarti tidak mungkin pemerintah kita menciptakan sesuatu yang sama dengan konsep berbeda untuk menuju pemerintahan yang bersih dan damai. Bukan hanya berlaku bagi pemerintah pusat, melainkan seluruh lapisan pemerintahan di negeri ini.
Penutup
Akibat tingkah polah segelintir oknum manusia di negeri ini mengakibatkan seluruh rakyat di negeri ini ikut merasakan akibatnya. Korupsi adalah contoh tingkah laku manusia yang bersumber dari kejiwaan manusia yang tidak pernah tersentuh oleh ajaran-ajaran Illahi. Saya kira tidaklah salah jika mengajak seluruh komponen bangsa ini untuk bersama memberantas penyelewengan-penyelewengan tersebut yang salah satunya dengan menyebarkan konsep terapi penyucian jiwa ini. Kendati demikian, juga perlu adanya usaha-usaha dari pemegang kebijakan di negeri ini untuk dengan tegas memberantas korupsi di negeri ini dengan membina moral dan spiritual para peabatnya. Salah satunya, dengan menyebarkan dan menerapkan konsep terapi penyucian jiwa ini. Karena bagaimanapun, penyebab korupsi adalah dimulai dari individu yang integritas moralnya rusak.
Kendati demikian, memanglah konsep terapi penyucian jiwa bukanlah satu-satunya jurus ampuh dalam memberantas korupsi. Namun konsep ini merupakan upaya dalam rangka mengambil langkah preventif untuk membasmi penyakit hati yang bercokol dalam hati para tikus berdasi umumnya bangsa Indonesia. 

DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran Al-Karim
Abdur Rafi, Abu Fida’. 2006. Terapi Penyakit Korupsi Dengan tazkiyatun Nafs (Penyucian Jiwa). Jakarta. Republika.
Aristiarini, Agnes. 2011. Korupsi yang Memiskinkan. Jakarta. Kompas.
Indrayana, Denny. 2011. Cerita di Balik Berita Jihad Melawan Mafia. Jakarta. BIP.