Trouble is a Friend!


Lena Sa’yati,



Trouble will find you no mater where you go, oh oh.
No Matter if you're fast no matter if you're slow, oh oh.  

Hmmm....saya benar-benar siap untuk menulis kali ini. Karena semua tugas dan pekerjaan telah saya bereskan terlebih dahulu. Jadi leluasa deh untuk menekan tombol-tombol keyboard sambil terus mencurahkan apa yang ada di pikirkan, plus terus-terusan juga makan-makan cemilan, hmmm....Alhamdulillah, nikmat rasanya. Lantas mengapa ya saya menulis kata “Trouble is a Friend?”. Itu kan syair dalam lagunya Lenka yang booming banget itu, yang nadanya childish-childish gitu, yang hampir semua orang hafal liriknya itu, yang penyanyinya orang Australia itu, yang ....aduh, kebanyakan yang-nya. Yang pasti, hehe...’yang’ lagi, tapi gak apa-apa, sebetulnya, saya menulis itu karena akhir-akhir ini saya menemukan berbagai troubles . Tapi bukan berarti, gak nemuin happiness lho! Malahan happy-nya sudah tak dapat terhitung, dan patut sekali untuk selalu saya syukuri. Alhamdulillah. Tapi kali ini saya hanya ingin berbagi saja seputar trouble itu, selama ini kan yang saya tulis kebanyakan happiness mulu. Lagipula, menghadapi kebahagiaan kan pastinya semua orang sudah tahu cara menyikapinya. Tapi yang namanya “Masalah”, beuh, sulitnya minta ampuuuuuuuuuun. Dari mulai menghadapi, menerima, menyikapi, sampai mencari problem solving-nya, itu yang sungguh-sungguh sulit. Betul gak?...
Nah, karena trouble itu seakan-akan sudah menjadi teman dalam hidup kita, yang selalu harus kita terima dan mengerti, maka kita perlu mencari tahu bagaimana ketika si ‘trouble’ datang, kita harus sudah siap untuk menerima dan mencari penyelesaiannya. Tapi sebesar dan serumit apapun masalahnya, kita harus mencoba bersikap kalem, kali-kali, bahkan justru kita harusnya merasa senang. What? Senang? Apa gak salah tuh?...saya saja tatkala mendapat masalah bisanya cuma nangis, hehe. Tapi memang seharusnya kita itu merasa senang. Karena apa? Karena sesungguhnya, dengan kita di beri masalah, alias ujian dari-Nya, berarti tidak lama lagi, ada kebahagiaan  menunggu kita untuk menjemputnya. Mau gak hidup bahagia? Kalau mau, ya sebrangi dulu jembatan rintangannya, baru deh sampai pada tujuan untuk menjemput kebahagiaan. Kalau gitu, yuk kita cari masalah? Haha...jangan atuh!...bukan gitu caranya untuk mendapatkan kebahagiaan.  
Seperti dalam hadis yang pernah saya baca “ Barangsiapa dikehendaki Allah kebaikan baginya, maka ia diuji (dicoba dengan suatu musibah).” (HR. Bukhari)
Percaya kan sekarang, kenapa kita harus merasa senang tatkala mendapatkan masalah? Ya, meskipun bukan dalam artian bersenang-senang ketawa-ketiwi, atau hura-hura kayak yang gak punya masalah, watados atuh itu mah alias ‘wajah tanpa dosa’. Tapi senang dalam artian, tatkala menemui ujian, ucapkanlah “Innalillahi wainna ilaihi raji’un”. Dalam menyikapi, bersabarlah, karena Allah selalu bersama orang-orang yang bersabar, jangan menangis berkepanjangan, dan jangan menampakan kesedihan dihadapan orang, mereka kan gak salah apa-apa kok di cemberutin, kan kasihan. Wow, kayaknya mudah ya, melakukan semua itu, padahal sulitnyaaaaaaaaaaa minta ampun! Tapi ya begitulah kalau mau dapat kebahagiaan, wamalladzatu illa bakda ta’bi, atau, Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Sip banget kan?! J
***
                Jadi apa nih masalah-masalah yang beberapa hari terakhir ini saya hadapi? Salah satunya adalah seabreg masalah yang timbul dari mereka, anak-anak kelas satu SMP yang saya bimbing. Dari masalah-masalah mereka, ada yang membuat saya kesal, marah, dongkol, pengen nangis, gak bisa tidur , sampai bikin saya happy, nah lho?...hehe, itulah warna-warni perasaan saya tatkala mendapatkan masalah. Nih, saya kasih sedikit bocoran;

KESAL, tatkala si A yang tak mau bicara sepatah katapun meskipun saya sudah berkata-kata lebih dari ratusan hurup sampai lidah saya kering. Haha...lebay deh. Tapi saya mengerti, si A bersikap begitu karena Ia bingung harus bicara apa, dalam posisinya sebagai orang yang sedang tertimpa masalah, dan memilih menyendiri saja di kamar. Kesannya kan gak mendalami banget masalahnya kalau si A ngomong langsung ke saya. Jaim nih anak. Haha, bisa-bisanya saya bilang begitu.
@Saya pura-pura nanya masalahnya apa, padahal saya sudah tahu dari teman-temannya. Ini anak dihadiahi kerudung ‘orange’ sama ‘keamanan’, alias dihukum berat, gara-gara ketahuan berhubungan dengan ikhwan, yang jelas-jelas dilarang banget di pondok ini.
@Saya kasih aja dia motivasi. Saya yakin meskipun dia tidak mau buka mulut, tapi dia pasti buka telinga untuk sedikitnya mendengarkan kata-kata saya. Masalahnya ni anak sampai gak mau masuk kelas, masuk sorogan, masuk wc, dan aparahnya gak mau shalat!...hiks, hiks, ada apa denganmu nak?...hehe.
@ So, saya takut-takutin aja dengan adzab-adzab Allah bagi mereka yang tidak mengerjakan shalat, selain itu, mengiming-iminginya dengan sejuta kedamaian dan kebahagiaan bilamana mendapatkan masalah serumit apapun, tapi kembali ke air wudhu, alias shalat dan berdo’a kepada Allah.
@ Dan lagi saya sedikit mengancam, jika besoknya masih tak mau masuk kelas, maka saya akan mengontrolnya lagi dan akan terus menemaninya samapai si A ini mau kembali seperti semula. Wow, dia jadi gak ada pilihan lain kan?
@Tapi ujung-ujungnya, saya menyanjung dia lagi, dengan mengatakan kata-kata manis; Saya kangen sama keceriaan dia lah, kangen sapaan dia lah, kangen semangat dia lah, dsb. Senyum lagi kan akhirnya? Hayoo...manjur juga, hehe.
Yang kayak begini namanya metode persuasif alias pendekatan, yang prosesnya itu kurang lebih berlangsung selama sejaman. Wuihh....lama juga ya biar hati anak ini luluh. Dalam hati mah keseeeeeeeeel tak terkira, tapi tak apalah, saya harus tetap bersabar, dan kita juga kan ingin dimengerti orang, ya, jadi kita juga harus belajar mengerti orang, dengan cara memberikan perhatian lebih, bersikap care,  membantu dan ikut merasakan masalah yang dihadapi orang itu, itulah sikap toleransi dalam mempererat tali kasih sayang sesama muslim. yang juga di analogikan dalam hadist;
“Perumpamaan orang-orang yang beriman di dalam saling cinta kasih dan belas kasih seperti satu tubuh. Apabila kepala mengeluh (pusing) maka seluruh tubuh tidak bisa tidur dan demam.” (HR. Muslim)

 Tuh kan, kalau kayak gini lebih indah kelihatannya

MARAH, tatkala kelas yang saya bimbing semula merupakan kelas berprestasi, tapi kemarin prestasi mereka menurun, yang paling saya soroti mengenai tingkah laku (akhlak). Setiap hari salah satu dari mereka bergiliran memakai kerudung pelanggaran. Ada yang memakai kerudung bahasa (warna hijau) lantaran melanggar bahasa, ada yang memakai kerudung ta’lim (warna kuning), ada yang memakai kerudung keamanan (warna orange dan merah), dan yang paling mamalukan ada yang sempat akan memakai kerudung FLEXI, kerudung pelanggaran paling ditakuti. Kerudung yang hanya diberikan pada mereka yang sudah berat sekali pelanggarannya. Namanya kerudung FLEXI karena warnanya mirip dengan operator flexi (merah, kuning, hijau). Ngeri banget kan? Gak kebayang malu banget.
Wajar bila saya marah akan hal ini,Tapi tidak marah-marah secara langsung, melainkan dari evaluasi yang saya berikan pada mereka, tentunya intonasi saya selalu terkesan memberikan penekanan-penekanan dalam tiap kalimatnya. Agar mereka paham dan tak mau lagi mengulangi pelanggaran untuk kesekian kalinya.
@Saya memberikan pilihan pada mereka. Mau jadi wanita baik-baik, yang dengan sendirinya akan disenangi orang dan dihargai sesamanya. Atau menjadi wanita bandel, yang jelas-jelas tak seorangpun mau menyukainya. Kalau mau jadi wanita baik-baik, belajar yang benar, bersikap sopan, jangan caper ke ikhwan, dan taati peraturan yang ada, dengan begitu, semua orang akan menyukai kamu. Kalau mau jadi wanita bandel, gampang saja, surat-suratan sama ikhwan, melanggar peraturan, tapi hadiahnya “HUKUMAN” yang meskipun hanya satu hari kalian jalani, tapi kesan orang-orang yang men-judge kamu ‘jelek’ adalah seumur hidup. Merekapun manggut-manggut.
@Mengompori atas nama angkatan. Siapa sih yang tidak mau angkatannya menjadi angkatan yang terbaik? Angakatan akan selalu dibela dan diperjuangkan. Maka jika salah satu saja diantara kalian melakukan pelanggran, nama angkatan tetap akan terbawa. Sebaliknya, sulit sekali untuk mendapat pengakuan sebagai angakatan yang baik, jika semua anggotanya belum bersikap baik. Jadi, jangan ada satupun diantara kalian yang mengotori nama angkatan! Wuih..mereka jadi semakin terbaka tuh.
@Menantang mereka untuk berjanji. Saya tantang mereka untuk berjanji tidak akan melakukan hal yang memalukan seperti itu lagi. Dan jika itu terjadi, saya tidak mau lagi mengurus mereka dan mereka tidak akan dapat lagi kepercayaan dari siapapun. Hehe..padahal cuma nakut-nakutin doang. Tapi ampuh juga, mereka bilang “Siap!”.
Kalau yang ini, namanya motivasi! Motivasi yang bisa mendongkrak kembali semangat menggebu-gebu mereka. Kalau sudah begini, biasanya akan timbul persatuan dan ingin kembali bangkit dari keterpurukan. Okey, dan saya merasakan sekali perubahan itu. Good job, girls! Memang harus ada yang memprovokatori, untuk kembali membakar semangat yang sempat luntur. Maka motivasi-motivasi positif wajib di suguhkan agar menjadi energi baru untuk mereka.
Lihat saja saat Tariq bin Ziyad memberikan oratornya yang super dahsyat kepada kaum muslimin yang hampir saja menyerah saat akan menaklukan spanyol. Dengan motivasi dan sedikit ancaman juga pilihan, pada akhirnya kan kaum muslimin yang hanya berjumlah 12.000 orang mampu menaklukan tentara spanyol yang berjumlah 100.000 orang.

 Pertahankan itu ya Dit, Zul

 Selalu senang bila bisa seperti ini


Karena kebersamaan akan selalu indah


HAPPY,  memang cukup aneh sih! Tapi sekali lagi, justru kita harus merasa senang kan tatkala mendapatkan masalah. Yup, betul banget. Karena apa? Karena berkat masalah-masalah mereka ini, saya bisa semakin dekat dengan mereka, bisa melihat senyum si A lagi, anak-anak bisa bangkit lagi, mereka bisa bersikap baik lagi, mereka tidak melakukan hal-hal yang tidak baik lagi, yang pada akhirnya, sayapun bisa tersenyum dengan lega lagi. Alhamdulillah.J sok atuh bikin masalah lagi, biar saya seneng lagi! Haha...kan memang pada intinya hidup itu selalu berpasangan, ada suka ada duka, ada senang ada sedih, ada baik ada buruk. Dan kita pasti akan merasakannya. Sekarang kita senang, siapa tahu besok kita sedih. Makanya, segala urusan apapun kembalikan pada sang Maha pengatur Allah ‘Azza wajalla. Tatkala mendapat kebahagiaan, ucapkan Alhamdulillah, tatkala mendapat ujian, ucapkan Innalillahi wainna ilahi raji’un.

Gimana? Siap dapat masalah? Haha..maksudnya, ya kita tetap harus menerima apapun yang Allah kehendaki. Bukan berarti Allah memberikan ujian, Ia membenci kita, tapi lihatlah apa hasilnya nanti.
Hmm....karena masalah itu sudah menjadi teman, jadi,
@Biasa aja ya, jangan canggung-canggung saat bertemu.
@Bersikaplah baik padanya, biar dia juga baikin kita.
@Jangan ditinggalin, kasihan, nanti dia marah sama kita, yang akhirnya malah perpecahan yang terjadi.
@Sejelek dan senyebelin apapun, hadapi dengan sabar dan mengerti, kan kita juga ingin dimengerti.
@Kalau dia ngambek, cari tahu apa yang bisa bikin dia seneng lagi, biar kita bisa akur lagi.
@Kalau sudah berpisah, jangan lupa, kapan-kapan kita akan bertemu lagi. Jadi jaga terus tali silaturahminya ya.

All right, saya gak mau lama-lama ngebahas si trouble ini. Biarlah Ia hadir dalam hidup kita seiring waktu yang menghendakinya. Dan manakala Ia hadir, cek n ricek lagi ya tulisan saya ini. Moga-moga ada manfa’atnya, amin.

Just wanna smile,
^_^



0 comments:

Posting Komentar