Sebuah Catatan

LELAKI IDAMAN
Oleh: Lena Sa'yati

Dalam hidup ini aku mengenal sosok Ayah, Bapak Guru, Paman, Kakek, Kakak dan adik laki-laki. Mereka semua berbeda, namun tetap satu dalam jenisnya yaitu seorang laki-laki. Tak terpikirkan olehku semasa kecil dulu, kalau ternyata seiring pertumbuhanku dari masa kanak-kanak menjadi remaja, lalu kemudian kembali tumbuh menjadi dewasa, aku akan membutuhkan sosok lain dari mencakup sosok yang aku sebutkan tadi. Bahkan semakin lama semakin idealis.Aku tak tahu kenapa, tapi itulah yang aku rasakan saat aku menginjak fase dewasa.
Saat kecil dulu, yang selalu menjaga dan membelaku adalah Ayah.Yang mengajariku ilmu adalah Bapak Guru. Yang menasihatiku adalah Kakek. Yang menjadi tempat curhatku adalah Kakak laki-laki, dan kemudian yang selalu menghiburku adalah Adik laki-lakiku.Namun sekarang ini ternyata aku hanya perlu satu orang saja untuk bisa mewakili sosok itu.Dan aku rasa aku perlu seorang "Lelaki Idaman".
Perlu berpikir ulang saat aku menyebut "Lelaki Idaman". Karena tentu akan banyak sekali kriteria yang akan aku paparkan. Yah,..namanya juga Lelaki Idaman.Ini lebih menjadi satu pengharapan besar ketimbang benar-benar memilikinya.Meskipun aku harus terlebih dahulu menengok jauh menelisik diri. Wanita seperti apakah aku ini.Adakah yang mau padaku. Apakah aku sudah cukup kaffah untuk menjadi seorang wanita dambaan ummat.Dan seabreg desakan pertanyaan lainnya. Tapi akupun memiliki angan yang juga wajar dimiliki khalayak orang.
Lalu aku kembali teringat akan kisah-kisah para Nabi. Kisah Nabi Yusuf yang terkenal dengan ketampanannya.Nabi Sulaiman dengan kekayaannya.Nabi Muhammad dengan ketauladanannya. Dan Nabi-nabi utusan Allah yang memiliki mukjizat serta kelebihan masing-masing. Aku tidak pernah berangan-angan kelak mendapatkan pasangan setampan Nabi Yusuf, sekaya Nabi Sulaiman, atau seteladan dan sesempurna Nabi Muhammad, hanya saja dalam benakku, yang terbayang saat aku menyebutkan lelaki idaman, ya seperti itu.
Tapi kemudian aku kembali berpikir, terlalu jauh kalau harus mengharapkan lelaki sesempurna itu. Untuk bisa menjadi Ayah, Guru sekaligus Kakak, tak perlu menjadi seperti sosok nabi panutan, karena itu mustahil. Terlalu sulit. Aku hanya perlu orang yang siap membela, menjaga, menuntun, menghibur, dan siap menjadi imam bagi diriku.Tak perduli fisiknya, yang penting Ia tulus, memiliki pengetahuan agama juga pengetahuan umum yang dapat di pertanggungjawabkan. Dan tentu dapat menjadi seorang Imam.Setidaknya begitulah bayangan lelaki idaman kali ini di benakku.
Lalu kemudian timbulah pertanyaan besar. Seringkali aku berangan begitu tinggi, tapi akankah semua itu menjadi nyata?Bahwa aku bisa mendapatkan lelaki idaman itu. Rasanya sulit sekarang ini mendapati seseorang yang berhati tulus, serta berpengetahuan luas. Tapi itu bukan mustahil.Segalanya kan menjadi mungkin bila Allah sudah menghendaki. Karena aku selalu yakin, Allah mejanjikan seseorang yang baik untuk pribadi yang baik.Aku hanya perlu berubah menjadi pribadi yang lebih baik dari waktu ke waktu.
Dan kau tahu, lelaki idaman itu ternyata semakin dekat.Dia begitu tulus, cerdas luar biasa, selalu siap membimbing dan menjagaku, dan lagi Ia sesekali sering menghiburku. Entah bagaimana, tapi tiba-tiba saja Ia datang menghampiri hidupku. Menyapa hari-hariku. Dan selalu mewarnainya dengan banyak sekali motivasi serta nutrisi ilmu.Dialah lelaki idaman. Dia Ayah, Guru, Kakak, sekaligus [...]*ku. Terimakasih.

)*kau boleh mengisinya sesuai inginmu

2 comments:

  1. banyak wanita yang terlalu 'njelimet' menjelaskan kriteria2 lelaki idamannya, padahal dengan 'sholih' saja, dia bisa mendapatkan segalanya dari lelakinya itu..salam

    BalasHapus
  2. hanya mengungkapkan isi hati dalam sebuah tulisan, salam ^^

    BalasHapus