Menjadi Wanita Shaliha


WANITA SHALIHAH
Oleh: Lena Sa’yati
Mahasiswi Sekolah Tinggi Pesantren Terpadu (STPT)

Wanita Shalihah..
Wanita Shalihah..
Wanita Shalihah..
Perhiasan yang paling indah..
Bagi seorang abdi Allah..
Itulah Ia Wanita Shalihah, Ia menghiasi dunia…(The Fikr_Wanita shalihah)
Saya pernah mengenal sosok perempuan yang mampu membuat hati saya takjub. Dia tidak berasal dari pesantren, atau lingkungan dan keluarga yang religius, hanya saja Ia tidak pernah menyia-nyiakan hidayah yang telah Allah berikan padanya. Kerudungnya lebar sampai sepinggang, bibirnya selalu simetris mengulas senyum indah, tutur katanya sopan namun pengakrab, cerdas luar biasa, dan baik hati. Dan setiap Ia pergi kesuatu tempat, pastilah akan selalu ada yang mengenalnya. Ya, hari-harinya selalu di penuh dengan orang-orang yang menyayanginya.Oh, rasanya sempurna.  Setidaknya begitulah bayangan shalihah di mata saya. Dan ternyata efek dari menjadi shalihah itu sangat menakjubkan, kita bisa di sukai banyak orang, di kenal banyak orang dan efek-efek menakjubkan lainnya. Maka dari itu saya  berambisi ingin menjadi seperti akhwat itu.
Semakin hari,Saya, semakin ingin mengenalnya lebih dekat, apalagi ikhwan. Karena setahu saya, beberapa ikhwanpun seringkali membicarakan keshalihahan akhwat itu.Sayapun menjadi sedikit iri. Dan dari rasa iri itu, saya sempat berfikir ingin meniru akhwat ini, dari mulai cara berbusana, bertutur kata, bersikap, dan semuanya yang belum saya miliki saat itu. Saya coba berkerudung lebar, tapi tiba-tiba saya malah mendapat ejekan dari orang-orang.
“ Tidak seperti biasanya, kesambet ya Nenk?..” Ejek mereka.
Lalu kemudian saya juga mencoba bertutur lembut kepada semua orang, tapi kemudian, malah protesan yang saya dapat dari teman-teman,
“ Ngomongnya biasa aja, kali..pake so’ lembut segala, gak pantes!..” Protes mereka.
Saya mencoba selalu tersenyum lembut, orang-orang malah menganggap saya lebay dan aneh.
Pada intinya, semua yang ingin saya tiru dari akhwat tadi gagal total. Sayapun sempat putus asa, dan mengadu kepada Sang Khaliq, kenapa saya tidak di anugrahi keshalihahan yang dimiliki akhwat tadi. Akhirnya sayapun kembali  seperti semula. Namun ambisi saya untuk tetap bisa menjadi sosok seperti akhwat itu tidak pernah luntur, bahkan terus bergejolak di dalam hati. Saya selalu mencari cara agar kelak saya bisa seperti akhwat itu. Namun selalu tak berhasil, hingga saya mengadukannya kepada Nenek yang selalu menjadi tempat curhat sekaligus guru spiritual saya.

Dan kau tahu, teman. Nenek saya ternyata lebih bangga pada diri saya yang sebenarnya.
“ Berubah menjadi lebih baik itu memang perlu, Na. Hanyasaja bukan berarti jati diri kamupun ikut berubah. Yang Nenek kenal, kamu adalah Gadis periang, dan suka bicara. Gunakanlah kedua sifatmu itu untuk menyempurnakan akhlakmu. Kamu tidak perlu berubah menjadi pendiam, berkerudung lebar, di kenal semua orang, atau sederet sifat-sifat yang ada pada akhwat itu. Kamu hanya perlu berbuat baik, berbicara baik, dan berniat baik. Yang pertama harus di luruskan itu ya niatnya, Na. Kalau niat kita hanya untuk meniru orang, ya tidak akan berhasil. Kamu ya kamu dengan semua kekurangan dan kelebihan kamu. Tidak perlu menjadi orang lain. Tidak perlu di kenal banyak orang. Tidak perlu di akui orang. Yang paling penting adalah selalu menjaga sikap dan berbuat baik kepada siapapun. Dengan sendirinya orang-orang akan menyukaimu, mereka akan mengakui keberadaanmu dengan sikap baikmu. Dan ingat, pesan dari Nenek, Jangan pernah sombong!...malu, tidak ada yang pantas kita sombongkan. Cantik? Pintar? Kaya? Pada hakikatnya semua itu hanya titipan dari Allah, yang harus kita jaga, dan bersyukur tatkala ada yang memuji. Jadi kita tak punya jatah untuk menyombongkan diri. Paham, Na?...”
Di paras senja Nenek yang raut mukanya sudah terlihat rapuh itu, tapi tatkala harus menasihatiku Ia selalu semangat, tak lelah dan siap mendampingi. Dari situ saya belajar banyak, dan mulai kembali membersihkan hati. Bahwa saya ingin menjadi wanita Shalihah, bukan karena siapa-siapa, tapi Lillahi ta’ala. Saya mulai mengatur strategi dan membuat daftar apa saja yang harus di lakukan dalam rangka menjadi Maratusshalihah, dan menjadi Khoirunnas.
To do List:
*      Shalat Witir, Tahajud, Duha
*      Mengaji Qur’an (minimal satu bulan khotam)
*      Senyum
*      Aktif dalam organisasi Kerohanian
*      Mudzakarah (Kembali mengulang pelajaran)
*      Adab dan sopan santun

Dan masih banyak lagi. Tapi tak semudah yang saya pikirkan, teman. Menjalankannya dengan ikhlas ternyata sangat sulit. Sulit sekali. Tapi kemudian, dalam shalat saya selalu berdo’a;
“..Ya Allah, mudahkanlah segala urusanku, urusan keluargaku, urusan pondokku, dan semua urusan kaum muslimin walmuslimat..”

Teman, saya mendapat SMS dari paman saya yang ingin mengunjungi rumah. Kebetulan saat itu malam Minggu. Ia bilang,
“ Wah, sepertinya paman datangnya tidak pas, ya..takutnya ada yang mau ngapelin…”
Dengan sigap saya menjawab,
“ Mana ada yang mau sama gadis jelek dari kampung  pedalaman..”
Tapi kemudian paman saya membalas,
“ Gak boleh begitu, Na. Kamu menghina diri sendiri itu sama dengan menghina Allah. Semua yang ada pada dirimu itu adalah ciptaan-Nya. Lagipula Na, Sedalam apapun mutiara di dasar laut, tapi karena harganya mahal, maka orang-orang berebutan untuk mendapatkannya. Na hanya perlu berlaku baik, agar selalu memancarkan sinar kewibawaan seperti yang di miliki mutiara itu.”

Mendengar itu, saya langsung tertegun. Memang benar, sejauh dan sesulit apapun rintangannya, demi wanita shalihah maka orang akan berani bertaruh. Siapa yang tak ingin mempunyai istri shalihah? Istilahnya senakal apapun seorang laki-laki, kalau masalah istri ya pasti inginnya yang shalihah.Dari situ saya semakin percaya kalau Kecantikan sejati itu bersumber dari dalam hati, bukan dari fisik semata.  Inner beauty akan bertahan lebih lama di banding kecantikan wajah yang seiring berkurangnya umur, maka bertambah keriputlah rupanya.
 “..Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah Wanita Shalihah..”

Kalau akhwat tadi berusaha menjadi shalihah dengan kerudungnnya yang lebar, senyum dan tuturkatanya yang indah, maka kitapun punya cara sendiri untuk menjadi shalihah. Semoga saya, anda, dan semua wanita di muslimat di bumi ini termasuk kedalam golongan wanita shalihah.Amin.

2 comments:

  1. Menjadi diri sendiri yang terbaik lebih baik daripada meniru-niru orang lain yang belum tentu sesuai dengan kepribadian kita.

    Nice story. Very inspiring....

    BalasHapus
  2. Itulah yang sulit, Meyakinkan diri bahwa Allah telah menganugrahi kita dengan segala kekurangan dan kelebihan yang kemudian harus kita terima dan yakini bahwa inilah diri kita dengan apa adanya...

    BalasHapus