29 April 2014 |
Rasa syukur dan
senang luar biasa tengah menghinggapi rumah tangga kami. Rabu, 29 April 2014
bertepatan dengan ulang tahun Papa akhirnya Baby lahir ke dunia yang terang
benderang. Sungguh kado terindah baik untuk Papa maupun saya. Bicara tentang
tanggal lahir, saya pun lahir di tanggal 29. Sepertinya kami memang keluarga
twenty niners ya…
Hal menarik dari proses kelahiran
Baby adalah perjuangan dan cobaan dari Allah untuk saya sebagai ibu juga baby.
Betapa tidak, saya sempat khawatir ketika beberapa jam selepas ketuban pecah
detak jantung baby malah semakin kencang, sedangkan saya semakin mulas. Jalan
terakhir adalah operasi. Sontak saya terkejut dan sempat putus asa. Tapi
Alhamdulillah keluarga senantiasa memberi dorongan dan semangat.
Saya sempat merasakan dokter
menyuntikan biusan di punggung sebelum akhirnya saya terbaring kaku. Sekitar
enam dokter berkumpul di dekat badan saya hendak mengoperasi. Ingatan saya
masih sadar, sampai baby diangkat dan saya mendengar jeritan tangisnya untuk
pertama kali. Seorang dokter mengangkatnya dan menunjukannya ke depan mata
saya. Antara sadar dan sedikit pusing saya mencoba tersenyum. Anakku, bayi
laki-laki itu adalah anakku. Seluruh keluarga yang menunggu akhirnya berucap syukur
dan lega. Terimakasih ya Allah melancarkan persalinan ini.
Menemani baby berjemur |
Pasca Persalinan
Sabar. Kata itu adalah kunci utama
saat saya harus menghadapi masa pasca persalinan secara caesar. Memang saat
operasi kita tidak merasa sakit atau apa. Tapi setelahnya sungguh masa-masa
yang sulit dan perih. Hampir dua hari tidak bisa bangun atau bahkan berbaring
menyamping. Untuk bisa duduk saja harus bertarung dengan rasa linu di perut
yang luar biasa. Padahal ASI saya sudah keluar, dan baby menunggu disusui. Tapi
demi kesehatan baby, saya paksakan untuk berusaha bangun dan menyusuinya.
Tantangan lainnya adalah ketika setiap
malam baby terbangun sejam sekali. Bisa dibayangkan saya harus bangun-tidur
berulang-ulang dengan keadaan linu dan sakit di perut. Hingga sempat tekanan
darah saya ngedrop. Belum lagi ketika siang hari baby banyak tidur sehingga ASI
menumpuk dan menyebabkan demam di tubuh saya, sungguh cobaan yang luar biasa
sakit. Tapi apa pun yang menyakitkan ternyata kalah dengan bahagianya hati ini
menatap sang buah hati.
Kini segalanya telah berubah,
hal-hal pahit yang dialami pasca persalinan telah berhasil saya lewati. Saatnya
saya dan keluarga menjalani hari-hari baru yang lebih berwarna dengan kehadiran
baby mungil ini. Terimakasih ya Allah, terimakasih Ibu, terimakasih Bapak,
terimakasih papa sayang, terimakasih baby untuk cinta kasih tulus kalian. []
0 comments:
Posting Komentar