Pepatah mengatakan, satu langkah menghasilkan seribu perubahan. Percaya atau tidak, tapi itu memang benar adanya. Kini kita telah sampai dipenghujung tahun untuk kemudian melangkah pada tahun selanjutnya. Namun yang perlu kita ingat, setelah melangkah sekian banyaknya, jalan seperti apakah yang telah kita injak? Apakah berduri, becek, berbatu dan berliku, ataukah mulus dan lurus? Semoga saja langkah kita kali ini menginjak jalan yang lurus dan mulus layaknya jalan tol. Itu baru jalan, lalu bagaimana dengan jejak langkah kita?
Melangkah Bersama Waktu
Sudah wajar adanya bila kehilangan sesuatu tentu kita merasa sedih dan kehilangan. Apalagi uang, benda yang sangat berharga, jangankan satu juta, seribu saja akan sangat berharga jika ternyata hilang begitu saja. Itu baru uang, belum baju, motor, mobil atau anak muda sekarang, HP dan laptop. Tentu akan sangat menyedihkan bila barang-barang itu lenyap begitu saja. Tapi kenyataanya semua itu bisa dicari lagi, bisa kita ganti dengan yang baru. Tapi usia, waktu, nafas yang kita hembuskan setiap detiknya, semua itu tidak akan pernah terulang lagi.
Pepatah arab mengatakan ‘lan tarji’al ayyaama allati madhat’ ‘tidak akan kembali hari yang telah lalu’. Hal ini memang benar. Jangan kira dengan bertambahnya hitungan tahun, dari 2011 menjadi 2012, atau umur dari 18 menjadi 19 kemudian berarti bertambah pula usia. Itu kurang tepat, karna pada intinya justru berkuranglah usia kita. Semakin dekat kita kepada kematian, dan tahun-tahun yang telah berlalu tidak akan pernah kembali untuk sekedar memperbaiki kesalahan. Maka dalam surat Al-‘Asr Allah SWT berfirman “Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian”. Dengan masa yang di dalamnya penuh dengan kekuasaan Allah, pergantian siang dan malam yang merupakan tanda kekuasaan-Nya, menjadi saksi betapa meruginya manusia-manusia yang menghabiskan waktunya dengan tidak melakukan amalan-amalan baik.
Tanpa kita sadari, selama ini kita terus berjalan beriringan dengan waktu yang tidak akan kembali dan terulang. Malaikat Atid telah mencatat jejak langkah apa yang kita tinggalkan melewati hari demi hari yang begitu saja berlalu. Entah jejak putih, ataukah malah jejak hitam.
Melangkah Menuju Jalan yang Lebih Baik
Rasanya baru kemarin Januari, dan sekarang kita sudah sampai pada Desember lagi. Sebagai pemuda yang selalu ingin berpikir dan bertindak dinamis, tentu kita akan selalu melakukan pergerakan. Yang selalu berulang dari perpindahan tahun, bahwa tahun baru selalu identik dengan kembang api, petasan, terompet, dan pawai! Lengkap sudah. Hal ini memang lumrah dikalangan anak muda. Menunggu pergantian tahun dengan beramai-ramai menghitung detik jarum jam menuju angka 12, lalu meniup terompet dan menyanyikan lagu tahun baru sambil menyalakan kembang api.
Tidak dapat dipungkiri, prilaku-prilaku negatif seringkali tertoreh di sana. Kaum muda yang hedonis, yang masih labil, yang urakan, yang anarkis, seakan ikut mewarnai malam pergantian tahun. Sampai kapan semua ini berlangsung? Adakah yang sempat berpikir sejenak, bahwa apa yang terjadi pada malam itu adalah sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah. Siang yang berganti malam seiring terbenam matahari, malam yang Allah taburkan bintang gemintang untuk mewarnai hitam, dan waktu yang masih berjalan seizing kuasa Allah. Jika mengingat itu, sungguh malu mengingat apa yang seringkali dilakukan para pemuda kita. Coba hitung berapa orang yang melafadzkan tasbih atau tahmid menjelang pergantian tahun ini.
Setelah melangkah ribuan kilometer dari awal tahun kemarin, dengan ribuan pula jejak yang kita tinggalkan, dan kini kita sampai di penghujung tahun, jejak apakah yang kemudian akan kita tinggalkan kali ini? Ingat, kemarin adalah kenangan, hari ini adalah goresan, dan esok adalah harapan. Yang lalu adalah kenangan yang akan menjadi refleksi amalan kita hari ini, dan esok, adalah langkah dari jejak kita hari ini. Perbuatlah sesuatu yang lebih baik dari yang sudah-sudah, karena Nabi Muhammad SAW bersabda:
“ Barangsiapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka Ia beruntung. Barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin, maka Ia merugi. Dan barang siapa yang hari ini lebih jelek dari hari kemarin, maka Ia dilaknat ”
Jangan mau menjadi generasi muda bermental gerobak. Hidupnya hanya ditarik dan didorong. Tidak mau melakukan hal yang bermanfaat jika tidak ada yang menggebrak. Tapi bermentalah seperti kelapa yang memiliki sari pati yang kaya akan manfaat meski harus ditempa berbagai kepedihan untuk mendapatkan sari pati tersebut.
Yuk Melangkah dengan Hal Positif
Kalau kebanyakan masyarakat muda kota lebih memilih menghabiskan malam pergantian tahun dengan turun di jalanan sambil berpesta pora dan bereuforia, cobalah sekali melakukan tindakan yang out of the box. Iya, malam tahun baru menjadi sangat spesial dengan keramaian yang mereka ciptakan dengan cara begitu. Tapi coba tuturkan esensinya, apa ada manfaat dari tindakan tersebut? Jangan disangka, yang selalu diberitakan beberapa media, justru malam tahun baru malah menimbulkan banyak madarat. Tidak sedikit yang tewas lantaran terlalu larut dalam keramaian. Tindak kriminal semakin meningkat lantaran banyaknya yang mabuk-mabukan. Atau siangnya tukang sapu menjadi sangat kelelahan karena sampah yang luar biasa berserakan. Kalau sudah begini, masih berani bilang kalau euforia malam tahun baru berdampak positif?
Oleh karena itu, sebagai kaum muda yang memiliki jiwa yang segar dan berapi-api. Alangkah baiknya jika kita mencoba think different dengan melakukan hal yang positif dan memiliki nilai manfaat yang banyak. Beberapa contoh di antaranya;
Pertama, kita bisa menyelenggarakan even yang lebih membangkitkan jiwa rohaniyah bersama teman-teman. Tablig Akbar salah satunya. Disamping itu, adakan bazar dan galang dana untuk membantu kaum dhuafa, dan jangan lupa, undang juga tim-tim nasyid untuk meramaikan acara tersebut.
Kedua, bisa juga dengan pawai obor dengan menggemakan lafadz takbir disepanjang jalan, agar masyarakat sekitarpun ikut larut dalam suasana yang kita ciptakan. Jangan lupa buat spanduk-spanduk yang berisi motivasi ya.
Ketiga, bisa juga dengan menggelar perlombaan-perlombaan yang juga mampu membangkitkan semangat umat muslim. Contohnya, seperti lomba nasyid, lomba pidato, lomba kaligrafi, dan masih banyak lagi.
Nah, sekarang kita bandingkan, mana tindakan yang memiliki nilai lahiriyah dan batiniyah yang lebih kental memaknai tahun baru? Beberapa kegiatan di atas adalah bukti nyata yang mampu merealisasikan semangat kaum muda yang harus berpikir dan bertindak positif. Toh dengan kegiatan-kegiatan itu, kita tidak kehilangan kespesialan tahun baru, tidak juga kehilangan ramainya tahun baru, apalagi esensi dari tahun baru itu sendiri yang merupakan langkah bagi kita untuk kembali membuat jejak yang lebih baik. Maka, sudah saatnya kita melangkah dengan alas yang tebal, bersih dan indah, untuk kemudian memilih jalan yang lurus dan mulus sehingga menghasilkan jejak langkah yang juga halus.
Tulisan serupa juga bisa anda baca
di Majalah "QALAM" MUI Tasikmalaya edisi V
Warm Regards
Lena Sa'yati with Cepot ^_^ |
Kunjungan Perdana. Salam Persahabatan. Mari menjalin ukhuwah. Salam Bloof.
BalasHapusKeren Postingannya.
Mari kita menyusun strategi, menggunakan kemampuan yang khusus diberikan kepada kita. Menggunakan talenta-talenta yang kita miliki. Untuk esok yang lebih baik.
salam persahabatn juga untuk Arya dan seluruh sahabat di Bloof ...
BalasHapusKita telah tahu ayat pertama dalam Al-Quran yang diturunkan adalah "Iqra'" dan yang kedua adalah al-qolam, jadi, mari kita resapi itu,...
Mari membaca dan menulis untuk kehidupan yang lebih baik ^^
^^
BalasHapusSepakat denganmu Lena.
terkait nulis, apakah alasanmu menulis??
Ini alasanku, jika ada waktu, mampir ya..
http://corat-coretmakna.blogspot.com/2011/09/menulis-tuk-merasakan-hidup.html
salam ukhuwah islamiyah di pagi hari
BalasHapussalam :)
BalasHapus