Welcoming My Baby Boy


Assalamu'alaikum...
Campur aduk sekali perasaan saya bulan ini. Kandungan saya sudah mau menginjak 9 bulan. Itu artinya semakin dekat dengan waktu kelahiran. Nah, perasaan campur aduk itu maksudnya antara senang,penasaran, tapi juga gugup dan takut. Maklum, kehamilan pertama, jadi masih belum punya pengalaman.

Untuk menyambut si baby ini, alhamdulillah beberapa waktu lalu saya dan papa sudah mempersiapkan segala keperluan. Mulai dari baju, popok, gurita, kain pernel, peralatan mandi, selimut, kain aisan, kasur, dll. Betapa antuasiasnya kami menyambut titipan Allah ini. Kadang suka senyum sendiri melihat barang-barang kecil yang menumpuk di kamar kami. Apa lagi lihat baju kodok hijau yang mungil, papa malah suka cekikikan menahan tawa. Kok lucu sekali ya. Ya ampun baby, we're here waiting for you, son :-)

Setelah periksa rutin tiap bulan ke dokter, alhamdulillah selama ini baby selalu ada dalam keadaan sehat. Cuma memang kadang kala Ibunya yang ririwit alias gampang sakit. Mungkin karena belum terbiasa. Tapi yang diharapkan tentunya nanti bisa melahirkan secara normal dengan lancar seperti apa yang diperkirakan dokter. Amin.

Dulu sempat minat ikutan senam Ibu hamil, tapi ternyata saya malah jadi malas dan memilih melakukan terapi sendiri di rumah. Cuma yang belum saya latih adalah olah pernafasan. Huh, mudah-mudahan kuat ya Allah. Dan alhamdulillahnya, karena saya sering terapi dan berkat kuasa Allah, posisi baby sekarang sudah sangat bagus, yaitu kepala di bawah dan kaki di atas. Hanya saja saya selalu merasa kesakitan di daerah perut sebelah kanan tepat di bawah tulang rusuk, kata dokter sih itu kebetulan bokongnya baby mendorong bagian isi perut yang ada di sana, jadinya linu. Nggak apa-apa sayang, yang penting kamu sehat deh :-)

Alright, finally mimi sama papa tak henti berdoa untuk keselamatan kita berdua. Semoga Allah memudahkan segalanya. Amin.[]

     warm regards,
Lena Sa'yati

Festival of Drama Contest 2014


         To test the ability of foreign language among students, Condong Islamic Boarding School held an annual event called the Festival of Drama Contest (FDC). In this event participants are required to be able to show a drama performance by using two foreign languages ​​are Arabic and English. 
           FDC organizers of this year came from class 1  of Condong Senior High School. And their tutor is me, so, of course I also took care of this annual event. The participants themselves came from Junior High School.
           There are different things from the on going implementation of the FDC (17/04) this year. The different is the theme of the FDC itself inspired from Box Office movies which has an education lesson in it. Therefore, each class shall display the title of the drama according to Box Office movies that have been selected by the committee. Among others; Laskar Pelangi, Hafalan Shalat Delisa, Emak Ingin Naik Haji, Petualangan Sherina, Negeri 5 Menara, etc.. In addition, the stage and the background done by women students who are gifted in painting. The result is very satisfactory, although with minimal funds. Good job girls!
            FDC event has been going on since a month ago. This is because the participants had to pass through several stages `rehearsal. Previously, each class had to make a play scenario refers to the movie, but from the start until the contents of the script title should use either one foreign language was Arabic or English. Afterwards, they will conduct a series of rehearsal are assessed by the judge. This purpose to monitor the extent to which children's readiness to lead drama performance later in the spectacular stage.
           The event was held from Thursday noon to midnight Friday, and housed in Riyadlul Badi'ah yard. In terms of the readiness of the show Alhamdulillah everything went on smoothly and looks there’s some progress. MC looks good from formal and non-formal, welcoming speech from the chief of committee that accompanied the dancers, the stunning Grand Opening until the appearance of the participants were very entertaining. Yeah!
      FDC Championships consist of Best Narrator, Best Actress, Best Property, Best Language, 1st and 2nd of each language, Favorite Winner and General Winner. Best Actress itself was won by Khoirunnisa from class VIII C who plays as Ekhsan in the drama title taree Zamen Par (Indian film produced Amir Khan). Acting Khoerunnisa very intriguing and entertaining. Meanwhile, the Best Language won by Rica from Class VIII A. Her English is very fluent in terms of pronunciation and accent. The general Winner of this year FDC come from class VIII C under the title Taare Zamen Par. Congratulations girls.
          FDC event in the future hopefully could lead to be better than before. and can motivate the students to get used to using a foreign language in daily life at the school. In addition, students creativity may growing better. as accordance with the motto of this year's FDC, "Through language and creativity we color the world".[]


Gallery of FDC 2014
Gina and Salma as Formal MC
Welcoming Speech from the Chief of Committee (Syifa and Azmi)
Welcoming Speech from School Headmaster (KH. Diding Darul Falah)
Performance from Class 1
Grand Opening presented by the Committee
Performance by Class VIII C under the title Taare Zamen Par
the trophies
Rika is the winner of the Best Language
General Winner comes to Class VIII C. I think she's too much happy, hehe.
These are the winners
the committee
Chief of committee and I :-)

 


 

Kuliah Kerja Nyata



Dulu pas nikah sempet mau nunda punya baby. Pertimbangannya banyak, dari mulai belum punya rumah sendiri, belum mantap mental, sampai alas an masih duduk di bangku kuliah. Dan yang paling saya inget adalah waktu itu pernah bilang ke suami kalau saya takut melahirkan pas KKN atau PPL. Inget banget!

Tapi dipikir-pikir ternyata kehidupan rumah tangga lumayan sepi ya tanpa buah hati. Akhirnya kami mencoba mantapkan hati dan bertawakal. Allah akhirnya memberi kepercayaan titipannya ini pada kami setelah hampir sepuluh bulan menikah. Alhamdulillah senang luar biasa.

Tapi ada yang lebih spesial!

Kira-kira apa coba? Yups, ternyata omongan saya di masa dulu comes true!

Saya akan melahirkan pas KKN!

That’s why kita harus jaga lisan. Bisa jadi apa yang  ditakutkan justru malah jadi ujian tersendiri buat kita. Finally saya harus tetap menjalaninya sepenuh hati. Minimal ikutan di awal-awal sebelum lahiran. Tapi yang jadi soal, kita kebagian KKN di tempat yang super jauh dari hiruk pikuk perkotaan, ditambah dengan kondisi infrastruktur yang masih minim. Contohnya; jalan yang garijlug! Jadi inget lagu dangdut yang  tentang kereta itu.

Jug gijag gijug gijag gijug, kereta berangkat….amboii ada-ada saja!

Saya ngeri sekali harus menahan perut yang ada baby-nya sekuat tenaga. Tapi insyaAllah ada papa yang mau nemenin. Tuh kan, Inna ma’al ‘usri yusra itu benar! Di dalam kesulitan pasti ada jalan kemudahan. Itu sudah keputusan Allah.

Peyorasi KKN

Berbicara KKN, meskipun akronim dan maknanya mulia, tetap saja kesininya jadi peyoratif. Banyak makna kotor yang disematkan buat singkatan itu. Mulai dari Kolusi Korupsi dan Nepotisme, Kulalang-Kuliling Nangkring, atau Kuliah Kerja Nihil, dlsb.
Cukup prihatin ya. Hiks.

Tapi saya akui memang KKN ini bisa dibilang kuliah yang sesungguhnya. Kita langsung terjun dan belajar secara nyata berdasarkan fakta di lapangan. Setelah sekian lama menjalankan sebagian dari Tri Darma Perguruan Tinggi ( Pendidikan/pengajaran, Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat), akhirnya sampai juga pada tugas yang ketiga, yaitu mengabdi!

Sebelum hendak melaksanakn pengabdian masyarakat dalam bentuk KKN, sebenarnya saya sudah lebih dulu mengabdi buat lembaga pendidikan pondok pesantren di Condong. Tapi kan itu medannya para santri yang 24 jam berada dalam lingkungan akademik. Berbeda dengan KKN yang objeknya masyarakat secara general. Dari nenek, kakek, bapak, ibu, pemuda, pemudi, sampai anak-anak, semuanya menjadi ladang saya dan teman-teman mengabdi. Whoho, serasa beraaaat sekali beban ini. Mana kondisi sedang berbadan dua.
Tapi untuk menanggulangi itu, kampus memang sudah mempersiapkan bekal buat para mahasiswanya. Yaitu dengan adanya pembekalan KKN selama 3 hari berturut-turt dari tanggal 10-12 April 2014 dari pagi sampai sore non-stop (Cuma dijeda shalat aja).

Please, pemirsa!

Saya tahu niat kampus sangat mulia, tapi kondisi ini tak begitu mendukung ternyata. Kita dipaksa duduk berjam-jam menyimak pemateri dengan situasi aula yang panas dan fasilitas wc yang kurang (hehe). Saya hampir habis gaya. 
Beginilah suasana pembekalan

Lucunya, setiap pemateri selesai berpidato, lalu memberikan kesempatan mahasiswa untuk bertanya, justru kebanyakan audiens berharap tidak ada yang maju (sudah tahu kan alasannya kenapa). Yups, mereka sudah murka dengan pegalnya duduk dan panasnya udara. Jadilah ketika ada yang maju kedepan sudah pasti disoraki. Mahasiswa macam apa ini, hihi. Yaa intermezzo sejenak kan.

Bahkan ada kejadian getir yang super ngeselin!
Yaitu ketika waktu sudah menunjukan pukul 16.00 lebih, kita belum shalat ashar, dan tiba-tiba seorang mahasiswa maju kedepan. Dikira mau bertanya, terus ngapain?

Dia curcol!

Curcol tentang gaji mengajarnya di TPA, dan keluh kesah tentang hutangnya ke kampus. So sad, so touchy. Tapi karena orangnya alay, kita malah jadi nggak simpati. Well, memang cukup sedih sih ketika mendengar gaji yang diterima guru TPA hanya 20.000 sebulan. Cukup buat apa? Itu lah yang jadi keterbatasan dan kendala kemajuan TPA, salah satunya karena kurangnya SDM dan dana. PR kita bersama nih, cateeett!

Setelah pembekalan, lumayan banyak ilmu yang didapat, meskipun keseringan duduk di belakang (karena sering datang telat gara-gara naik kendaraannya rombongan, otomatis musti nungguin satu sama lain). Rencana keberangkatan KKN kita tanggal 21 April. Dan pelepasan tanggal 16 Juni (dua bulan pemirsah!). Semoga saya kuat, semoga segalanya lancar, semoga pengabdian kami pada masyarakat dapat bermanfat. Amin.
take a pose before leaving
Yes, aku ajak baby ngampus :-)

 Warm Regards,
Lena Sa'yati