Berbeda dari
tahun sebelumnya, Apel Tahunan dan Pawai Ta’aruf yang diselenggarakan Pondok
Pesantren Condong tampak lebih berwarna. Acara yang berlangsung pada hari Ahad
(1/10) ini dihadiri oleh seluruh Ustadz/ah, keluarga besar, pimpinan Pondok dan
Kapolsek Cibeureum, serta diikuti oleh 1.632 santri. Bertempat di lapang futsal
komplek pesantren, kegiatan seremonial apel berlangsung khidmat dan berujung seru.
Sama halnya
dengan upacara bendera, dalam upacara apel pun masih terdapat pengibaran
bendera dan lantunan lagu Indonesia Raya yang dinyanyikan paduan suara. Namun,
para peserta apel terlihat sedikit berbeda. Mereka dikotak-kotak pada setiap konsulat
yang berbeda, dan masing-masing konsulat terlihat mengenakan kostum yang
menunjukan ciri khas daerah. Ada pula regu “Bhineka Tunggal Ika” yang di
dalamnya terdapat sejumlah santri maupun santriwati dengan latar belakang
daerah berbeda, dan berdandan sesuai asalnya masing-masing. Hal ini bertujuan untuk menunjukan latar dari santri Condong yang meski pun berbeda-beda tapi tetap satu jua.
Setelah Kepala
Sekolah SMA menyampaikan amanat upacara dan ditutup dengan do’a, seluruh
peserta upacara heran dengan lantunan musik gamelan sunda yang tiba-tiba
menggema di lapangan. Hal ini sampai menimbulkan tanda tanya pihak kepala
Sekolah serta jajarannya dan bermaksud menghentikan musik tersebut. Ternyata,
baru lah muncul kejutan dari siswa akhir 2013/2014 berjumlah empat orang yang
mengendarai torbil sambil mengenakan pakaian adat Sunda. Hanya saja mereka
mengenakan kaca mata hitam, dan mendandani kendaraannya bak burung garuda.
Penampilan mereka semakin istimewa dengan aksi mengitari lapangan sambil
melambaikan tangan dengan pede nya. Sontak seluruh peserta upacara bertepuk
tangan dan bersuka cita bersama.
Upacara pun
berakhir dan dilanjutkan dengan Pawai Ta’aruf yang digawangi oleh tim drumband
dan diakhiri tim penabuh bedug. Tidak terbayang panjangnya pasukan santri
Condong yang memadati pinggir jalan menuju Kota. Masing-masing konsulat
menyuarakan yel-yel mereka di sepanjang jalan guna meramaikan suasana. Selain
itu, bagi konsulat paling rapi dan kompak, panitia telah menyiapkan hadiah
beserta tropi bagi mereka yang beruntung.
Arak-arakan
pasukan pawai berakhir di waserda Riyadlul ‘Ulum. Dengan jumlah santri yang
begitu banyak, jajanan pun hampir ludes dan menyisakan begitu banyak sampah yang
berserakan. Namun, para panitia dengan sikap mempersiapkan sapu untuk bergotong
royong membersihkan area sekitar. Semoga kegiatan seperti ini menjadi ladang
dakwah bagi Pesantren dan menjadikannya istiqomah untuk terus mencerdaskan dan
membina akhlak anak bangsa. [lena]
|
Uha sebagai Komandan Upacara |
|
Pasukan Pengibar Bendera |
|
Pembawa Bendera |
|
Paduan Suara |
|
Merah Putih siap berkibar |
|
Ini dia nama acara kita :) |
|
Kehadiran para wayang yang menghebohkan |
|
Ini lah wajah-wajah para wayang yang menghebohkan. |
wih. seru teh, jadi rindu menjadi bagian (di sana). hehe. sukses selalu untuk pondok tercinta :)
BalasHapusteh bulan kapan itu? oktober?
BalasHapusayo main ke Pondok pas acara Panggung Gembira 19 September. Ini acara kemaren, tanggal 1 September.
BalasHapus